Kalau dibaca dari judulnya sepertinya
ngeri ya. Sebenarnya tidak seseram itu. Ini tentang bagaimana saya akhirnya
menyerah pada keadaan dan menjadi lebih rasional dan sadar bahwa saya butuh
pertolongan.
Kalau ada yang sudah baca, saya pernah
sharing tentang dulu saya memutuskan untuk resign. Jadi intinya, saya ingin
bisa mengatur diri saya sendiri. Saya tidak ingin menjadi pegawai kantoran yang
terbelenggu dengan rutinitas yang tetap. Saya tidak ingin menerima gaji yang
tetap setiap bulan walaupun saya sudah bekerja semaksimal saya. Dan yang
terpenting, saya tidak ingin saat saya sudah punya suami dan anak-anak, saya
tidak bisa menomorsatukan mereka karena alasan pekerjaan yang tidak bisa saya
atur karena harus mengikuti aturan perusahaan. Bukan berarti menjadi wanita
kantoran itu hal yang tidak bagus, menurut saya ini hanya tentang komitmen.
Buat saya, ibu-ibu pekerja kantoran justru jauh lebih hebat dari saya, karena
mereka harus berpisah dengan anak-anak mereka seharian (saya tidak bisa),
mereka terkadang harus tetap berada di kantor dan menitipkan anak mereka saat
sakit (saya tidak bisa membayangkan luar biasanya pikiran mereka yang terbagi),
Intinya banyak yang saya tidak mampu (dan tidak mau) saya lakukan jika saya
menjadi pekerja kantoran. Jadi, saya harus bisa berdiri sendiri dengan usaha
yang saya rintis.
Merintis usaha bukan hal yang mudah,
banyak darah, keringat, waktu, tenaga, uang, terbuang. Banyak pengorbanan yang
harus dilakukan. Ditambah lagi sekarang ada Radit. Apapun yang saya lakukan,
saya harus ingat tujuan utama saya membangun bisnis. Saya benar-benar ingin
menjadi seorang Ibu dan Istri yang baik di waktu yang bersamaan. Segala urusan
mengurus rumah, Radit, dan juga pekerjaan ingin dapat saya kerjakan dan saya
yang menyelesaikan. Jadi saya berfikir, oke mari kita coba.
Dari sebelum menikah, saya sudah tinggal
di apartemen. Setelah menikah sampai Radit berumur 1 tahun, kami bertiga
tinggal diapartemen yang tidak besar. Jadi, buat saya masih mungkin untuk
mengerjakan urusan rumah sendiri juga menyelesaikan pekerjaan sambil mengurus
Radit. Sampai akhirnya 2 bulan lalu kami memutuskan untuk pindah ke rumah,
karena lingkungan apartemen yang tidak memungkinkan untuk membesarkan Radit.
Sebulan pertama saya jalani dengan sangat ngos-ngosan. Jelas rumah yang kami
tinggali luasnya lebih besar daripada apartemen. Belum lagi, rumah kami 2
lantai, sehingga kalau hanya saya dan Radit di rumah dan saya harus naik turun,
ya saya harus gendong Radit. Saya juga harus menyempatkan diri
untuk menyelesaikan pekerjaan.
Capek? BANGET! Sampai akhirnya 3 minggu lalu
sebelum saya pulang ke Surabaya karena ada acara keluarga, badan saya super ga
karuan. Ga sampai demam atau batuk pilek, tapi badan rasanya rontok, tidur
selalu cepat, pagi-pagi harus bangun beberes rumah dan masak sarapan dan bekal
suami, mandiin Radit, mandi untuk diri sendiri. Pagi-pagi rasanya adalah waktu
terpadat saya. Dan itu terjadi setiap hari. Weekend pun saya tetap harus bangun
pagi karena harus masak, mandiin Radit, beberes rumah. Benar-benar tidak ada
libur. Saat kembali ke Surabaya merupakan saat saya istirahat total dari
kesibukan sehari-hari, karena saya tidak perlu beberes rumah dan ada yang
membantu saya menjaga Radit.
Sekembalinya dari Surabaya, badan saya
masih ga enak (saya di Surabaya 2 minggu dan sudah panggil mbah pijet langganan
rumah, tapi ga ngaruh). Setiap bangun tidur kepala saya sakit, rasanya mual
sekali. Sampai saya panik apa hamil lagi ya, padahal udah pakai KB Spiral.
Ternyata pas di cek negatif. Lalu ibu dan ayah saya bilang, "Udah, cari
mba aja untuk bantu-bantu beberes rumah sama jagain Radit." WOW... Kalau
untuk beberes rumah oke deh ya, tapi kalau untuk jagain Radit khusus, I
don't think I'm ready, I don't think I want it. Akhirnya saya dan suami
minta tolong satpam komplek untuk bantu cari mbak untuk bantu saya beberes
rumah.
Akhirnya kami dapat, dan memang pulang
pergi, karena saya masih agak aneh kalau ada orang asing yang terlalu lama di
rumah. Lalu mulai awal minggu ini si Mbak bantu untuk beberes rumah setiap
pagi, kalau sudah selesai si Mbak pulang karena harus kerja di tempat lain.
Sejauh ini saya ga masalah dengan jadwal seperti itu.
Hasilnya? LUAR BIASA. Saya bisa nafas,
saya bisa agak lega dan longgar, tidak selelah sebelumnya, dan saya bisa fokus
untuk urus Radit dan pekerjaan saya. Ditambah, si mbak pun ga perlu
berlama-lama di rumah saya. Pagi-pagi saya bangun hanya fokus untuk masak, cuci
botol Radit, dan mandiin Radit.
Jadi, saya sedikit mengesampingkan ego
saya untuk melakukan semua sendiri dan menyadari saya butuh pertolongan. Tidak apa tidak menjadi Ibu dan Istri sempurna yang bisa melakukan semua sendiri. Tidak apa untuk sadar bahwa saya butuh pertolongan. Yang terpenting saya sehat dan bisa urus Radit, suami, dan pekerjaan saya. Paling
tidak sekarang saya tidak selelah dulu dan bisa fokus untuk hal lain yang lebih
penting. Oh ya, saya juga mengonsumsi Herbana Jinten Hitam dan Hearty Potion dari Namaste Organic. Saya rasa
2 produk ini SANGAT membantu saya untuk menjalani hari-hari saya, apalagi cuaca
sekarang super tidak menentu, siang panas sekali malam bisa hujan deras. Nanti
saya coba untuk tulis mengenai pengalaman saya dengan 2 produk tersebut di post
yang berbeda.
Have a good day
everyone!

No comments:
Post a Comment