Thursday, December 6, 2018

WHAT DOES IT FEEL TO REALISE THAT WE NEED HELP?



Kalau dibaca dari judulnya sepertinya ngeri ya. Sebenarnya tidak seseram itu. Ini tentang bagaimana saya akhirnya menyerah pada keadaan dan menjadi lebih rasional dan sadar bahwa saya butuh pertolongan.


Kalau ada yang sudah baca, saya pernah sharing tentang dulu saya memutuskan untuk resign. Jadi intinya, saya ingin bisa mengatur diri saya sendiri. Saya tidak ingin menjadi pegawai kantoran yang terbelenggu dengan rutinitas yang tetap. Saya tidak ingin menerima gaji yang tetap setiap bulan walaupun saya sudah bekerja semaksimal saya. Dan yang terpenting, saya tidak ingin saat saya sudah punya suami dan anak-anak, saya tidak bisa menomorsatukan mereka karena alasan pekerjaan yang tidak bisa saya atur karena harus mengikuti aturan perusahaan. Bukan berarti menjadi wanita kantoran itu hal yang tidak bagus, menurut saya ini hanya tentang komitmen. Buat saya, ibu-ibu pekerja kantoran justru jauh lebih hebat dari saya, karena mereka harus berpisah dengan anak-anak mereka seharian (saya tidak bisa), mereka terkadang harus tetap berada di kantor dan menitipkan anak mereka saat sakit (saya tidak bisa membayangkan luar biasanya pikiran mereka yang terbagi), Intinya banyak yang saya tidak mampu (dan tidak mau) saya lakukan jika saya menjadi pekerja kantoran. Jadi, saya harus bisa berdiri sendiri dengan usaha yang saya rintis.



Merintis usaha bukan hal yang mudah, banyak darah, keringat, waktu, tenaga, uang, terbuang. Banyak pengorbanan yang harus dilakukan. Ditambah lagi sekarang ada Radit. Apapun yang saya lakukan, saya harus ingat tujuan utama saya membangun bisnis. Saya benar-benar ingin menjadi seorang Ibu dan Istri yang baik di waktu yang bersamaan. Segala urusan mengurus rumah, Radit, dan juga pekerjaan ingin dapat saya kerjakan dan saya yang menyelesaikan. Jadi saya berfikir, oke mari kita coba.


Dari sebelum menikah, saya sudah tinggal di apartemen. Setelah menikah sampai Radit berumur 1 tahun, kami bertiga tinggal diapartemen yang tidak besar. Jadi, buat saya masih mungkin untuk mengerjakan urusan rumah sendiri juga menyelesaikan pekerjaan sambil mengurus Radit. Sampai akhirnya 2 bulan lalu kami memutuskan untuk pindah ke rumah, karena lingkungan apartemen yang tidak memungkinkan untuk membesarkan Radit. Sebulan pertama saya jalani dengan sangat ngos-ngosan. Jelas rumah yang kami tinggali luasnya lebih besar daripada apartemen. Belum lagi, rumah kami 2 lantai, sehingga kalau hanya saya dan Radit di rumah dan saya harus naik turun, ya saya harus gendong Radit. Saya juga harus menyempatkan diri untuk menyelesaikan pekerjaan. 

Capek? BANGET! Sampai akhirnya 3 minggu lalu sebelum saya pulang ke Surabaya karena ada acara keluarga, badan saya super ga karuan. Ga sampai demam atau batuk pilek, tapi badan rasanya rontok, tidur selalu cepat, pagi-pagi harus bangun beberes rumah dan masak sarapan dan bekal suami, mandiin Radit, mandi untuk diri sendiri. Pagi-pagi rasanya adalah waktu terpadat saya. Dan itu terjadi setiap hari. Weekend pun saya tetap harus bangun pagi karena harus masak, mandiin Radit, beberes rumah. Benar-benar tidak ada libur. Saat kembali ke Surabaya merupakan saat saya istirahat total dari kesibukan sehari-hari, karena saya tidak perlu beberes rumah dan ada yang membantu saya menjaga Radit.


Sekembalinya dari Surabaya, badan saya masih ga enak (saya di Surabaya 2 minggu dan sudah panggil mbah pijet langganan rumah, tapi ga ngaruh). Setiap bangun tidur kepala saya sakit, rasanya mual sekali. Sampai saya panik apa hamil lagi ya, padahal udah pakai KB Spiral. Ternyata pas di cek negatif. Lalu ibu dan ayah saya bilang, "Udah, cari mba aja untuk bantu-bantu beberes rumah sama jagain Radit." WOW... Kalau untuk beberes rumah oke deh ya, tapi kalau untuk jagain Radit khusus, I don't think I'm ready, I don't think I want it. Akhirnya saya dan suami minta tolong satpam komplek untuk bantu cari mbak untuk bantu saya beberes rumah.


Akhirnya kami dapat, dan memang pulang pergi, karena saya masih agak aneh kalau ada orang asing yang terlalu lama di rumah. Lalu mulai awal minggu ini si Mbak bantu untuk beberes rumah setiap pagi, kalau sudah selesai si Mbak pulang karena harus kerja di tempat lain. Sejauh ini saya ga masalah dengan jadwal seperti itu.


Hasilnya? LUAR BIASA. Saya bisa nafas, saya bisa agak lega dan longgar, tidak selelah sebelumnya, dan saya bisa fokus untuk urus Radit dan pekerjaan saya. Ditambah, si mbak pun ga perlu berlama-lama di rumah saya. Pagi-pagi saya bangun hanya fokus untuk masak, cuci botol Radit, dan mandiin Radit.


Jadi, saya sedikit mengesampingkan ego saya untuk melakukan semua sendiri dan menyadari saya butuh pertolongan. Tidak apa tidak menjadi Ibu dan Istri sempurna yang bisa melakukan semua sendiri. Tidak apa untuk sadar bahwa saya butuh pertolongan. Yang terpenting saya sehat dan bisa urus Radit, suami, dan pekerjaan saya. Paling tidak sekarang saya tidak selelah dulu dan bisa fokus untuk hal lain yang lebih penting. Oh ya, saya juga mengonsumsi Herbana Jinten Hitam dan Hearty Potion dari Namaste Organic. Saya rasa 2 produk ini SANGAT membantu saya untuk menjalani hari-hari saya, apalagi cuaca sekarang super tidak menentu, siang panas sekali malam bisa hujan deras. Nanti saya coba untuk tulis mengenai pengalaman saya dengan 2 produk tersebut di post yang berbeda.

Have a good day everyone!

No comments:

Post a Comment