"Orang mikir kalo orang dagang gitu Sar, dipikir kita punya modal (uang) banyak."
Saya jadi berfikir ulang. Tapi apa betul pemikiran kalau orang bisnis adalah orang yang kelebihan uang di hidupnya? Buat saya sebagai pejuang entrepreneur, cukup ga adil sih pemikiran seperti itu. Saya akan tulis beberapa saja hal yang saya alami sendiri, apa yang selama ini saya rasakan selama berbisnis, terkait pemikiran seperti ini.
Alasan saya berbisnis?
1. Saya tidak mau terbelenggu dengan jam kantor, dan saya sadar peran saya sebagai ibu dan istri, sehingga saya mau saya sendiri yang mengatur waktu saya.
2. Saya tidak mau "menggantungkan" hidup saya pada suatu perusahaan.
3. Saya ingin memiliki pemasukan yang dapat saya "atur". Menurut saya, bekerja sebagai karyawan akan memiliki pemasukan yang tetap (which is good, but I don't want to), seberapa keras pun bekerja dan susah untuk mengakali pemasukan, karena jika ingin pemasukan banyak SETIAP bulan ya mungkin salah satu caranya adalah lembur, which is membutuhkan waktu dan tenaga yang luar biasa. Sebagai pengusaha, jika bisa berfikir kreatif, maka pemasukan yang masuk juga bisa lebih besar (ini saya juga masih belajar ya, tapi saya tau kalo ini memungkinkan) dengan tenaga yang bisa di hemat.
4. Saya mau kerja keras saya adalah untuk saya.
5. I want a legacy, for my kids.
6. I NEED MONEY TO LIVE.
Untuk mencapai kesuksesan atas semua keinginan itu, pengorbanannya JAUUUUUUHHH lebih banyak lagi. Saya yang belum sukses saja, sudah merasa sangat banyak yang dikorbankan. Artinya, untuk menuju sukses butuh lebih banyak lagi pengorbanan:
1. Saya harus SANGAT PINTAR membagi waktu. Karena saya urus anak saya sendiri, saya tidak boleh terlalu mengurus pekerjaan. Tapi, saya juga tidak boleh lupa kalau ada mimpi yang harus diraih. Sudah sangat pintar kah saya? BELUM SAMA SEKALI.
2. Tenaga? Ga usah ditanya. 24/7 no day off.
3. Ga jarang saya adu argumen dengan keluarga terdekat saya. Orang tua, suami. Tentang apa? Banyak, karena setiap orang punya cara pemikiran yang berbeda.
4. Diremehkan. Bahkan dengan orang terdekat saya diremehkan.
"Kenapa ga kerja di perusahaan besar, kan lulusan UI. "
"Capek-capek, keluar uang banyak buat sekolah, tapi jadinya begini."
"Yailah, cuma bisnis baju cewe doang. Pesaingnya banyak, emang bisa?"
Yang saya lakukan? Nangis nya dalam hati aja. Harus tetep berusaha.
5. Uang. Oke kita bahas yang ini ya.
Saya itu orangnya boros banget. Dulu jaman masih belom nikah, parah banget deh. Sekarang pun sudah menikah, sudah punya anak, buat saya udah mendingan ya dibandingkan dulu, tapi belom merdeka secara finansial. Masih harus banyak belajar dan harus segera berubah. Jadi darimana saya dapet modal untuk bisnis?
PINJEM. Saya MINJEM.
Jadi saya agak emosi kalo memang ada yang berifkiran saya ini sudah kaya raya, saya sudah ga butuh uang, bahwa saya bisnis karena saya kelebihan uang. Mungkin memang ada orang-orang yang karena kelebihan uang jadi mereka investasikan uang mereka melalui bisnis. Tapi itu pun mereka mengharapkan return, pengembalian atas uang yang mereka investasikan. Dan saya DEFINITELY belum termasuk orang-orang yang bisnis karena kelebihan uang.
The irony is we need money to make money. And also time, efforts, sacrifices, blood, and so on. Jadi logika kalau saya bisnis karena kelebihan uang gak bisa saya terima. Karena saya pun masih butuh uang kok, belum kelebihan uang. Banyak juga orang yang nabung untuk bisnis, nabung loh, artinya dia sisihkan uang dia untuk nabung, dan ga semua orang gampang untuk nabung apalagi bukan untuk kebutuhan primer. Terus dia habisakan tabungan, habiskan uang untuk modal bisnis. And where's the point of they have excess money? They run out of money for business! So please, do not ever think that way, ever again. Mereka punya satu hal, bukan kelebihan uang, tapi keberanian. Keberanian mengambil resiko. So please, help them, help us!
How?
First thing first. Change your mind if you ever think that we business because we have excess money. We need money so we do business. Especially local entrepreneurs. We work our ass off to gain some returns. WE WORK.
Second, you can support us. How? By buying our products full price, or reasonable price, or fair price. If you are willing to buy our products, please don't ask for discount, special prices or so on as much as possible. EXCPET IF they give you one. But if you really intend to support them, you can still nicely ask to pay full price. I'm sure you will be one of those they remember helping and supporting their process. Ini saya pribadi pernah ada cerita. Jadi ada teman suami saya yang bisnis kopi dan ada bazaar di salah satu mall di Jakarta. Saya udah kasih tau suami saya "Jangan minta gratisan, bayar! Kamu kan tau sendiri istrimu juga bisnis. Kita harus hargai bisnisnya." Nah pas ketemuan, bener aja dia nawarin kasih kopi gratisan ke suami saya. Tapi suami saya akhirnya bayar kok, karena sudah saya wanti-wanti dari awal. Saya pun dulu awalnya ga ada pemikiran seperti ini, setelah baca beberapa sumber, ternyata ini yang bisa saya lakukan untuk dukung orang-orang terdekat yang sedang berjuang dengan bisnisnya.
Oh ya, selain bayar dengan adil, sebisa mungkin, BAYAR, jangan hutang. We super need the money to buy new materials, kami butuh puter modal. Seberapa pun itu, tetap sumber modal untuk kami. Tapi, kalau dia tidak keberatan untuk kasih hutang, PLEASE PLEASE PLEASE mention kapan bisa bayar, terms of payment nya perjelas. Saya ada juga kok beberapa yang memang ambil barang dulu, bayar nanti. Tapi jelas, kalo memang bilang gajian bulan depan bayar ya dibayar, kalo memang bayar 2x ya kasih tau aja ke saya. Saya sangat ga keberatan. Tapi ada juga yang ga on time. Ga jelas kapan mau bayar, ga kasih kabar, udah ditagih tapi masih nanti-nanti. Lalu malah saya liat dia hura-hura. Pengen marah ga liat kaya gitu? Adapula yang pura-pura lupa. Lupa kalo punya utang, lupa kalo belum bayar. Pas ditagih jawabnya "Baju yang mana ya?" Lalu dia foto dengan baju yang saya KASIH (iya saya kasih, karena belum dibayar juga sampai sekarang) dan dijadikan profile picture Whatsapp dia. Saya lagi belajar, belajar ikhlasin yang kayak begini. Tapi jadi pelajaran buat saya, karena saya juga lagi rebranding brand saya dari awal, sistem akan benar-benar diubah semua. Because business is business, right?
Third, promote their business to your close ones. This one help their business to grow, to reach new markets, and thanks to you for doing this. I assure you that a little Instagram story to promote their business will cheer them and set their spirit on fire.
Next, do not only say good things about their products, tell them what you think. This one is to improve their quality, their growth to be better. I'm serious, this is very important. Just be nice when you tell them about this.
Daritadi pembahasan bisnis, kebanyakan membahas uang. Ya memang, we do business because we need money, if we don't need money we will do other non-profit organisations, charity, or so on. Other things such as colleagues, experiences, and lessons are other advantages for us. Bonuses.
So, keep supporting your closes business, yes?
No comments:
Post a Comment