Sunday, September 23, 2018

Baby Fence: What and Why

Haloooooo........

Kali ini saya ingin membahas mengenai pertimbangan saya dan mengapa saya (baru) membeli baby fence. Jadi pada awalnya, saya sudah ingin sekali untuk membeli foldable mattress, untuk membantu anak saya lebih banyak bergerak tanpa saya takut dia kenapa-kenapa, karena sudah ada yang melindungi, kan kalau jatuh tidak keras alasnya. Tapi setelah saya browsing, harganya lumayan juga. Ada yang masuk budget saya, tapi tidak terlalu lebar ukurannya. Jujur saya, selain karena harga, yang membuat saya maju mundur adalah karena dengan harga tersebut, saya rasa foldable matress tidak akan terlalu lama dipakai anak saya. Jadi saya benar-benar maju mundur akan memutuskan untuk beli foldable mattress tersebut.


Sampai pada akhirnya, Radit sudah sangat lancar merangkaknya, dan sudah senang untuk belajar berdiri. Ditambah lagi, Radit sudah mulai suka untuk meng-explore barang-barang di sekitarnya. Akhirnya 2 hari kemarin saya benar-benar kewalahan sekali, malam hari Radit masih sangat punya tenaga untuk kesana kemari, sedangkan saya sudah kelelahan dan mengantuk. Di siang hari, saya tidak bisa mengerjakan apapun karena harus benar-benar mengawasi Radit, takut dia makan aneh-aneh dan ambil barang yang berbahaya. Akhirnya saya pikir, wah gabisa nih kalo kayak gini terus, tenaga saya terkuras dan saya tidak bisa multi tasking, ditambah lagi kekhawatiran Radit tiba-tiba makan benda-benda asing yang kecil yang tidak saya sadari (kemarin sempet kemakan kertas, ampun kan). Saya juga ada keinginan untuk beli boks bayi, tujuan utamanya untuk dia tidur sendiri. Tapi karena saya masih tinggal di apartemen, masih penuh pertimbangan juga untuk beli boks bayi ukuran travel, karena pasti ga akan terpakai lama (pengennya boks bayi yang bisa juga jadi tempat tidur dia). Dan kalau saya beli boks bayi, ruang gerak Radit tidak akan banyak. Saya pun tidak mau menghambat ruang gerak dia hanya karena saya kewalahan.

Lalu, entah mungkin sudah diberi jawaban oleh Allah ya, saya melihat salah satu orang yang saya follow di Instagram menggunakan baby fence untuk membatasi play yard anaknya. Anaknya sudah sekitar umur 15 bulan, jadi sudah bisa berjalan. Lalu saya berfikir, wah ini bisa dipakai lumayan lama, bahkan kalau sudah besar pun bisa dijadikan "ruang bermain" Radit nanti. Akhirnya ga lama dan ga pakai babibu, langsung saya browsing-browsing.

Merk yang banyak ibu-ibu pakai adalah Coby Haus. Harganya cukup lumayan juga. Lalu merk kedua yang saya tau adalah Parklon. Harganya lebih murah, tapi look nya hampir mirip Coby Haus. Daaaaan ternyata ada warna yang monokrom! Sudah happy kan saya, ternyata setelah tanya-tanya ke sellernya, ada teknologi yang berbeda. Jadi Parklon Fence Monochrome memang limited, tetapi bagian bawahnya bukan suction, dan lebih kokoh jika ditempelkan di playmat. Berarti saya harus beli playmat dong ya (saya tidak punya playmat, saya menggunakan kasur tipis untuk Radit bergeran dan bermain di lantai), yang harganya juga lumayan dong yaa. Tapiiiii, ini warnanya monokrom, kan jarang banget yaaaaaaa. Setelah berbagai pertimbangan, saya pun sempat tanya ke teman saya yang sudah menggunakan Baby Fence Coby Haus yang model lama (menggunakan suction), akhirnya saya memutuskan untuk membeli Parklon Fence yang classic (model lama) yang menggunakan suction dengan merelakan warna monokrom, karena warna model classicnya ya warna warni ceria.

Di hari yang sama saya transaksi, barang langsung datang karena menggunakan Gojek. Langsung saya pasang, dan ternyata oke juga. Memang kalau dijadikan pegangan kita sebagai orang dewasa ya pasti akan jatuh ya pagarnya, tapi menurut saya jika menjadi pegangan untuk anak bayi (yang beratnya ya berat anak bayi) terutama yang sedang belajar berdiri dan berjalan, masih bisa kok tahan badan mereka. Dan menurut teman saya (yang sudah lama menggunakan baby fence), penggunaan suction ini kalau memang sudah tidak se menempel awal peggunaan, suctionnya bisa diganti. Benar juga pikir saya. Untuk alas dalam fence, sementara saya menggunakan kasur tipis yang saya punya. Nanti saya lihat-lihat kalau ada playmat yang oke dan masuk budget, MUNGKIN ya jadi next shopping list saya!


Parklon Baby Fence 8+4 (Classic Upgraded)

Happy Baby!

And he sleeps inside it too!

Jadi menurut saya, sekarang saya lebih pilih Baby Fence karena bisa dipakai lebih lama dibanding foldable mattress (menurut saya yaaa ini). Dan, kalaupun nanti mau ditambah pagar lagi juga bisa, supaya lebih luas (untuk sekarang yang bisa ditambah pagar hanya yang model lama, model baru belum ada yang bisa ditambah pagar). Nantinya kalau Radit sudah agak besar, saya mau jadikan fence ini sebagai "pembatas" supaya dia mengerti dimana dia bisa bermain dan supaya lebih rapi dan mainannya tidak tercecer. Oya, sebagai tambahan review dari saya, menurut saya baby fence ini tepat dipakai saat anak sudah mulai aktif berpindah dari satu tempat ke tempat lain, jadi saat sudah bisa merangkak, belajar merangkak, atau sudah belajar berdiri. Jadi belum terlalu perlu digunakan untuk new born baby. Tapiii kembali lagi yaa, ini pendapat subjektif saya. Semoga bermanfaat :)

No comments:

Post a Comment