Thursday, May 17, 2018

The Idea of FOOD PREP

Sebagai ibu baru, istri yang (tergolong) baru juga, saya termasuk orang yang pengetahuan tentang rumah tangganya super ga banyak. Mungkin karena dulu saat keluar rumah dan mulai tinggal sendiri umur saya 16 tahun. Di umur segitu saya benar-benar belum peduli dengan tetek bengek rumah tangga, (yang ternyata bukan tetek bengek). Nah jadi di jaman yang sekerang serba cari di internet, saya menemukan “ilmu” food prep ini awalnya dari Instagram.

Kalau dari yang saya pahami, food prep itu semacam menyiapkan makanan selama kurun waktu tertentu. Menyiapkan maksudnya benar-benar disiapkan, sehingga saat akan dimakan/dimasak, tinggal dipakai saja. Jadi bawang benar-benar dikupas kulitnya lalu disimpan. Nah, penyimpanannya sesuai dengan jenisnya. Kalau saya benar-benar saya pisah. Jadi kalo sayur ya sayur aja, kalo buah ya buah aja. Malah seringnya benar-benar saya pisahkan satu-satu.

Ini food prep yang saya lakukan. Semua jenis makanan saya pisahkan supaya lebih gampang mencari, tau mana yang habis, dan yang paling penting biar ga buang-buang makanan. 

Karena saya bukan ahlinya, jadi saya hanya sharing tentang apa yang saya lakukan, ya. Kalau ada yang salah atau tidak berkenan mohon dimaafkan. Awalnya saya lagi suka lihat-lihat Instagram yang feednya tentang dekorasi rumah. Sampai pada akhirnya di account seseorang (maaf saya lupa namanya) dia menerapkan food prep. Jadi semua bahan makanan disiapkan, dan dipisah-pisah. Saya sangat tertarik dan tidak sabar ingin segera mencoba. Di captionnya tertera juga bahwa salah satu keuntungan food prep adalah kita jadi tidak buang-buang (bahan) makanan! Wah ini harus dicoba banget, karena selama ini saya selalu dimarahi suami karena banyak bahan makanan yang tiba-tiba busuk karena belum digunakan, ya karena saya sendiri kadang lupa ternyata saya punya bahan makanan itu. Sepertinya ini solusi dari masalah saya. Selama ini kalau habis belanja, semua langsung saya taroh begitu aja di kulkas. Cabe, bawang merah, bawang putih, seplastik-plastiknya, buah, sayur, ayam. Dan pasti ada aja yang saya lupa tidak gunakan, akhirnya busuk dan malah buang-buang.  Terus saya praktekin food prep ini.

Pertama, untuk bumbu dapur seperti garam, gula, bumbu masak lain, saya masukkan ke toples masing-masing untuk mempermudah mencari dan supaya lebih rapi. Beras dan makanan kemasan masing-masing saya pisahkan di satu kotak besar. Kecap, saus, dan yang semacamnya saya jadikan satu kotak. Untuk obat-obatan pun saya letakkan juga di satu kotak. Jadi, nanti mudah mau mencarinya, karena sudah dikotakkan sesuai dengan jenisnya. Plus, lemari juga jadi lebih rapi.

Yang di toples ungu itu tepung roti, atasnya madu. Dibelakangnya ada oatmeal, diatas oatmeal ada tepung-tepungan. Yang dikeranjang putih itu bumbu dapur garam, lada, dll. 

Yang kedua, untuk bahan makanan. Sebelum saya membeli dan merapikan, saya membuat list dulu untuk seminggu ke depan saya mau masak apa saja. Dari daftar makanan seminggu ke depan, baru saya list bahan makanan apa saja yang perlu saya beli. Setelah belanja baru saya kupas, potong, dan simpan satu-satu.

Ini meal planner yang saya gunakan. Belinya di Chic and Darling. Senin-Rabunya kosong soalnya saya sempat sakit kemarin hehe. 

Yang ketiga, terkadang kalau menunya memungkinkan, saya sudah potong-potong bahan dari awal dan saya pisahkan sesuatu dengan menunya. Jadi misalnya mau bikin sayur bayam, saya potong bayamnya, saya potong bonggol jagung, saya jadikan satu tempat. Atau misal ayam goreng untuk seminggu ke depan. Saya ungkep dulu di awal minggu, lalu saya simpan di kulkas, jadi nanti tinggal goreng. Contoh lain, misalnya daging atau dada ayam yang belum diolah. Saya lihat daftar menu untuk besok, apakah ada yang perlu diturunkan dari freezer ke kulkas bawah, supaya tidak beku dan lebih mudah diolah.

Untuk pengaturan makanannya, daging-dagingan dan kebanyakan lauk pauk saya taroh di freezer atas.

Ini daging-dagingan di freezer 

Setelah saya mempraktekkan food prep ini sudah 1 bulan lebih, buat saya sih berasa sekali manfaatnya. Saya list satu-satu deh manfaatnya menurut saya. 
  1. Menu makanan lebih teratur dan mau masak apa jadi ga bingung.
  2. Saya sudah jarang sekali buang-buang bahan makanan. Semua benar-benar terpakai dan dimakan.
  3. Praktis. Karena saya jadi tahu letak makanan yang mau saya masak, saya tinggal masak semua bahan makanan yang sudah disiapkan.
  4. Hemat. Pastinya, karena saya jadi tahu bahan makanan yang sudah habis dan yang saya beli hanya apa yang sudah habis.
  5. Hemat waktu. Karena sudah disiapkan dari awal minggu, saat masak saya tidak perlu lagi kupas-kupas bawangnya, atau potong-potong sayurnya.

 Yang diatas itu gula, teh, dan dibelakangnya obat-obatan. Yang dibawah itu saus-saus dan kecap, dibelakangnya bawang merah, bawang putih, dan cabe.


Dan ternyata, setelah saya amati dan saya lihat, ibu saya di rumah juga melakukan hal yang sama! Padahal saya ga ada tanya-tanya dia mengenai food prep ini. Mungkin karena turunan ya, saya memang suka the idea of food prep ini. Memilah bahan makanan sesuai dengan jenisnya, bahkan ditata sendiri-sendiri. Sangat mudah akhirnya bagi saya untuk menemukan apa yang saya perlukan di dapur. Ga perlu ubek-ubek lemari atau kulkas hanya untuk sekedar mencari garam atau bawang putih. Saat dikembalikan pun tetap rapi.

Walaupun di awal minggu butuh waktu untuk mempersiapkan semua, tetapi  mengaplikasikan food prep benar-benar mempermudah hidup saya dalam hal masak memasak. Seperti kata pepatah:


A well spent Sun(day) brings a week full of content.

No comments:

Post a Comment