Seperti yang kita tahu bahwa ilmu pengetahuan berkembang dan terus
bertambah setiap saatnya. Apa yang kita ketahui beberapa tahun yang lalu, bisa
berubah bergantung pada penemuan ilmu pengetahuan teranyar atau adanya
peraturan baru.
Kali ini yang menjadi perhatian saya adalah mengenai penggunaan
carseat untuk bayi di Indonesia. Masih banyak asumsi-asumsi yang akhirnya
mengerucut pada anggapan bahwa carseat tidaklah penting. Disini saya hanya
ingin berbagi, bahwa penggunaan carseat sama pentingnya dengan menjaga keamanan
anak kita. Menjadi seorang ibu dari anak lelaki berusia 4 bulan (saat ini)
membuat saya selalu menomorsatukan kebutuhan dan yang terpenting keamanannya
kapanpun dan dimanapun saya bisa. Selain stroller, carrier, sterilizer dan
kebutuhan lain, carseat menjadi prioritas utama saya dalam mencatat semua
kebutuhan anak saya. Secara pribadi ada 2 alasan terbesar yang membuat saya
sangat concern mengenai penggunaan carseat untuk bayi (anak) ini:
- Alasan keamanan (akan dijabarkan lebih lanjut)
- Pekerjaan saya yang membuat saya harus mobile untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Karena saya sudah bertekad untuk bekerja sambil mengurus anak tanpa nanny (Sejauh ini yang mengurusi anak saya cuma saya dan suami saya), jadi saya membawa anak saya kemanapun saya pergi. Keamanan dan kenyamanan dia tetap menjadi prioritas utama saya.
Awalnya, karena alasan yang kedua membuat saya mau tidak mau harus
membiasakan anak saya menggunakan carseat. Lalu, feedback yang saya dapat
adalah:
“Karena ini bukan di Amerika, di Indonesia tidak butuh menggunakan
carseat, dipangku dan dipeluk saja cukup.”
“Carseat cuma buat gaya-gayaan.”
Lalu, saya memutuskan untuk mencari literature ataupun artikel
mengenai betapa pentingnya carseat. Sebenarnya saya ingin lebih menekankan
tentang penerapan di Indonesia. Tapi karena penggunaan carseat di Indonesia
belum dianggap penting, tidak banyak literatur Indonesia yang saya dapat. Ada
beberapa artikel Indonesia yang membahas tentang ini, tetapi tetap mengacu pada
artikel luar. Tapi sebenarnya darimanapun sumbernya, tidak akan mengurangi
betapa pentingnya penggunaan carseat untuk bayi (anak).
Saya sendiri, masih terus belajar untuk mendisiplinkan anak saya menggunakan carseat. Sebisa mungkin anak saya harus pakai carseat kalau naik mobil. Yang sulit justru saya sebagai orang tua yang mendisiplinkan diri saya sendiri untuk terus konsisten. Tidak jarang anak saya nangis kenceng banget, mungkin karena lebih pengen digendong daripada diletakkan di carseat. Tapi bagi saya, semakin cepat semakin dini saya membiasakan suatu hal pada anak, makan kemungkinan untuk menolak akan lebih kecil. Anak akan merasa ini sebagai suatu kebiasaan yang wajar dilakukan.
Anak saya selalu saya letakkan di carseat jika kami pergi menggunakan mobil pribadi. Untungnya, anak saya 95% pasti tidur saat di mobil. Sisanya sih saat melek antara diam saja atau menangis karena lapar. Saat dia menangis, saya langsung berikan susu di botol (bukan menyusui di mobil ya). Dan mempan saja untuk anak saya sejauh ini.
Carseat yang saya gunakan adalah infant carseat dari Babydoes.
Anak saya selalu saya letakkan di carseat jika kami pergi menggunakan mobil pribadi. Untungnya, anak saya 95% pasti tidur saat di mobil. Sisanya sih saat melek antara diam saja atau menangis karena lapar. Saat dia menangis, saya langsung berikan susu di botol (bukan menyusui di mobil ya). Dan mempan saja untuk anak saya sejauh ini.
Carseat yang saya gunakan adalah infant carseat dari Babydoes.
Anak saya seringnya tidur saat diletakkan di carseat
Jenis Carseat
Ada 3 tipe dasar car seat anak, masing-masing tipe dibedakan
berdasarkan umur (dan ukuran) anak:
Rear Facing Infants Seat & Convertible Seats
Carseat jenis ini cocok untuk bayi dengan
berat hingga sekitar 10 kg (kurang lebih berumur 12 bulan). Walaupun carseat
ini dapat dipasang di kursi depan sebelah pengendara, tetapi sangat lebih aman
carseat dipasang di kursi belakang. Karena di kursi penumpang depan terdapat airbag yang jika terjadi benturan dapat aktif
dan justru dapat mencelakakan anak. Desain car seat ini pun memberikan
perlindungan yang sangat baik untuk kepala, leher, dan tulang belakang bayi.
Justru sangat baik untuk membiarkan bayi (anak) untuk menggunakan carseat jenis
ini (yang mengahadap belakang) selama mungkin. Tentu jika berat atau tinggi
anak sudah tidak memungkinkan, harus segera diganti dengan carseat untuk toddler.
Forward Facing Child Seat
Carseat jenis ini biasa digunakan untuk anak
berusia lebih dari 1 tahun atau lebih berat dari 9.1 kg. Beberapa car seat bisa diubah posisinya,
sehingga bisa menghadap depan maupun belakang. Car seat jenis ini merupakan
pilihan yang paling ekonomis karena kita tidak perlu membeli 2 jenis car seat
yang berbeda.
Booster Seats and Backless Boosters
Saat anak sudah terlalu besar untuk menggunakan carseat, saatnya
menggunakan booster seat. Definisi “terlalu besar” adalah jika anak melebihi
berat yang dianjurkan oleh produsen carseat yang digunakan atau jika kepala
anak lebih tinggi dari bagian atas carseat. Biasanya hal ini terjadi saat anak
berumur antara 4-6 tahun.
Seatbelt biasa didesain untuk digunakan sekitar pinggul dan tulang
rusuk (bagian dari tulang yang paling kuat). Nah, booster seat ini bekerja
dengan cara meninggikan anak, sehingga anak dapat menggunakan seatbelt yang ada
di mobil.. Tetapi karena yang digunakan adalah seatbelt dalam mobil, maka
booster seat tidak dapat dipastikan bisa menjaga anak tetap pada tempatnya
(kemungkinan goyang). Seatbelt tersebut bukan hanya menjaga anak, tetapi anak
sekaligus booster seatnya, sehingga sangatlah penting untuk memastikan bahwa
seatbelt telah terpasang dengan benar. Pastikan bahwa:
- Booster seat telah terpasang dengan kencang.
- Seatbelt harus terpasang melewati pinggul, bukan perut.
- Tali diagonal harus diletakkan pada bahu bukan leher.
Biasanya di umur 6 tahun
anak sudah bisa duduk tanpa menggunakan booster seat, sehingga sudah dapat
menggunakan carseat yang disebut Backless
booster seat. Ini booster seat tanpa bagian belakang, jadi hanya bagian
bawah yang digunakan.
Bagaimana
Cara Memilih CarSeat yang Baik?
- Jika menggunakan carseat bekas, perhatikan tahun pembuatan. Jangan menggunakan carseat yang umurnya lebih dari 6 tahun. Selain itu, lihat historinya. Jangan menggunakan carseat yang sudah pernah mengalami kecelakaan sebelumnya.
- Pilih carseat berdasarkan berat anak.
- Pastikan anak sudah siap jika menggunakan carseat yang menghadap ke depan. Carseat bisa digunakan hingga tinggi anak mencapai 135 cm atau biasanya berumur 12 tahun (sesuai yang direkomendasikan peraturan internasional)
- Sesuaikan pemilihan carseat dengan tipe kendaraan yang dimiliki.
- Pastikan bahwa kita tahu cara memasang carseat.
- Perhatikan tanggal kadaluarsa carseat.
Mengapa
Kita TIDAK Menggunakan Carseat?
Banyak sekali alasannya. Mari kita bahas
beberapa pandangan orang mengenai carseat. Biasanya ini komentar-komentar yang
dilontarkan tentang penggunaan carseat:
Anak saya lebih aman dipangku
Carseat mahal
Anak saya tidak mau duduk di carseat
Nanti saja beli carseat saat anak sudah bisa duduk
Ini Indonesia, bukan Amerika bukan luar negeri
Mari kita bahas satu persatu
Mengapa
Kita PENTING Menggunakan Carseat
- Di negara lain, penggunaan carseat sudah diwajibkan bahkan pada saat bayi baru keluar dari rumah sakit. Carseat harus dipersiapkan bahkan sebelum due date, sama pentingnya dengan menyiapkan kebutuhan bayi lainnya. Bahkan di Amerika dan Kanada, orangtua yang tidak meletakkan anaknya dalam carseat justru akan ditilang dan dikenai denda senilai jutaan rupiah.
- Otot-otot leher dan tulang belakang bayi masih lemah sehingga tidak mampu mengontrol pergerakan saat terjadi gerakan yang tidak terkendali
- Membran sel pada tulang tengkorak bayi belum menyatu secara sempurna hingga bayi berusia 18-24 bulan. Hal ini berarti kemampuan tulang tengkorang dalam melindungi otak masih rendah, sehingga bisa berdampak fatal jika terjadi benturan keras.
- Tulang rusuk bayi masih belum sekuat orang dewasa sehingga jika dada bayi terhentak pada benda keras dapat membahayakan jantung dan paru-parunya. Tulang rusuk yang masih lemah juga belum bisa melindungi organ dalam perut secara maksimal.
- Anak saya lebih aman jika dipangku(?) WRONG! Baca disini artikel yang menjelaskan bahwa bayi atau balita yang dipangku di mobil justru akan menjadi “bumper” atau pelindung bagis si pemangku jika terjadi kecelakaan. Apalagi jika sikecil duduk di depan, bukan tidak mungkin anak bisa keluar dari kaca (knock knock on the wood, naudzubillahimindzalik, amit2). Setelah saya tahu mengenai hal ini, betapa egoisnya saya jika tetap membiarkan anak saya dipangku dan tidak didudukkan di carseat hanya semata-mata ingin memuaskan ego saya saja L
- Carseat mahal (?) Really? But you can afford the car though? Ada banyak macam carseat dengan berbagai harga, banyak juga kok yang terjangkau harganya. Banyak juga sistem cicilan untuk pembayaran jika ingin membeli carseat. Atau cari momen diskon untuk pembelian carseat. So this is not a reason for not using carseat for your baby.
- Anak saya tidak mau duduk di carseat (?) Ini tugas kita untuk membiasakan anak supaya mereka paham kalau mereka harus duduk di carseat jika naik mobil. Saya pun masih mendisiplinkan diri saya untuk membiasakan anak saya supaya tidak rewel di carseat. Semakin dini semakin bagus. Alhamdulillah anak saya selalu tidur jika diletakkan di carseat (mobil). Kalaupun menangis hanya karena lapar dan langsung saya beri susu (botol), lalu dia diam lagi. Lebih baik jika anak sudah dalam posisi kenyang saat naik mobil. Mungkin terkadang kita harus tutup telinga jika anak menangis karena tidak mau duduk di carseat, atau tutup telinga jika ada komentar-komentar pedas yang tidak ada dasar ilmunya.
- Nanti saja beli carseat saat anak sudah bisa duduk (?) Seperti yang telah saya jabarkan sebelumnya bahwa lebih baik mendisiplinkan anak menggunakan carseat sedini mungkin, sehingga akan terbentuk pemikiran bahwa jika naik mobil mereka harus duduk di carseat. Jika diajarkan saat sudah terlanjur besar, akan ada kecenderungan penolakan yang lebih besar. Selain itu, anak yang duduk di carseat cenderung lebih tenang, sehingga tidak menggangu pengemudi dan perjalanan menjadi lebih aman.
- Ini Indonesia, bukan Amerika (?) That’s why. Sebagai pengguna jalan di Indonesia kita pasti paham betul kondisi jalanan di Indonesia seperti apa. Mungkin kita sudah berhati-hati, tapi jika orang lain tidak berhati-hati? Keamanan anak juga penting untuk Anak Indonesia, bukan hanya untuk Anak di Amerika kan?
Selalu utamakan keselamatan anak kita ya
Moms. Mau siapapun berkata apa, keselamatan anak nomor 1. Jadi carseat bukan
lagi tentang lifestyle kan? Car seat is one of our babies needs.
Source:
https://auto.howstuffworks.com/car-driving-safety/safety-regulatory-devices/child-car-seat1.htm
http://mommiesdaily.com/2013/11/15/kenapa-nggak-pakai-car-seat/


No comments:
Post a Comment