Tuesday, June 25, 2019

SEBUAH WACANA: ANAK TIDUR SENDIRI?


Dari awal Radit lahir, saya agak ragu untuk ga co-sleeping sama dia. Terutama di awal-awal kelahiran Radit karena anak prematur butuh lingkungan yang hangat dan ketakutan saya akan SIDS, belum lagi kalau bangun di malam harı akan lebih effort kalau bolak balik angkat dan balikin ke boks. Ditambah lagi, dulu kami masih tinggal di apartemen yang cukup sempit dan sangat terbatas ruang geraknya. Seiring berjalannya waktu dan kondisi yang banyak berubah perlahan, muncul keinginan saya untuk mengajarkan Radit tidur sendiri.



Masalahnya sekarang adalah setiap tidur Radit harus peluk saya. Saya bukan hanya ingin dia tidur sendiri, tapi saya juga ingin mengajarkan dia tidur sendiri tanpa harus di "keloni".

Mengapa?

Ada beberapa alasan saya ingin melakukan hal ini:
1. Mempermudah hidup saya tentunya.
Kalau sudah pernah membaca beberapa tulisan saya sebelumnya, salah satu moto hidup saya dalam membesarkan Radit adalah menerapkan hal-hal yang mempermudah hidup saya, bukan membuat Radit merasa spesial. Dari mulai makan, carseat, sampai saya ingin dia bisa tidur sendiri. Kalau bisa ditambah dengan membiasakan jam tidur lebih awal, sepertinya ibunya akan mendapat bonus waktu untuk mengerjakan pekerjaan lain lebih banyak ;p

2. Saya ingin meningkatkan kualitas hubungan saya dengan pasangan.
Saya menyadari bahwa hubungan dengan suami lebih utama daripada hubungan dengan anak, karena anak nantinya punya waktunya untuk hidup sendiri terpisah dengan orangtuanya. Sedangkan pasangan adalah orang yang kita pilih untuk menghabiskan sisa hidup kita. Penting buat saya  memiliki hubungan yang berkualitas. Rasanya kalau tidur hanya berdua dengan pasangan, intimasi akan lebih baik daripada saat kita co-sleeping dengan anak. Saya tidak mau hubungan saya dengan suami hambar, karena bayangkan kalau kita harus hidup dengan pasangan dengan perasaan yang hambar seumur hidup. Tidur berpelukan dengan pasangan contohnya, salah satu hal yang dapat meningkatkan kedekatan masing-masing. Kalau sama anak, jadinya tidur pelukan sama anak.

3. Supaya Radit lebih mandiri dan lebih berani.
Ini sudah pasti ya keinginan hampir semua orang tua. Saya dari Radit sampai sekarang TIDAK PERNAH sama sekali menakut-nakuti Radit dengan apapun. Saya pun tidak pernah menakuti untuk mengancam supaya Radit tidak melakukan sesuatu yang saya tidak ingin dia lakukan, seperti misal "Hiii Radit jangan naik ke atas ada kecoak hiii" Never ever in my life. Tujuannya, ya biar ga takut sendirian. Sampe sekarang segala binatang dia belum ada yang takut sih, dan ga pernah saya takut-takutin hantu juga. Saya juga bilang ke orang-orang di sekeliling saya supaya melakukan hal yang sama. Dengan tidur sendiri tentunya Radit tidak perlu saya atau orang lain meninabobokan dia dan dia tidak takut ada di kamar sendiri.

Semua yang saya tuliskan ini adalah alasan saya kenapa saya ingin mengajarkan Radit tidur sendiri. Sampai saat ini saya belum terapkan, karena sedang menunggu bumpermat untuk di kamar Radit, ditambah saya dan Radit akan ke rumah Utinya di Surabaya kurang lebih sebulan, jadi setelah pulang dari rumah Uti rencananya akan mulai diterapkan. Kalau di rumah Uti tidak mungkin tidur sendiri, jadi daripada terlihat tidak konsisten, lebih baik setelah pulang dari Surabaya saja. Oh ya, bukan berarti saya tidak sayang Radit ya, saya hanya mencoba melihat hal ini dari sudut pandang yang berbeda. Anda tidak harus mengikuti gaya parenting saya atau siapapun, terapkan yang menurut Anda benar dan cocok untuk Anda dan anak. Doakan saya berhasil ya, semoga tidak banyak drama!

No comments:

Post a Comment