Nikmatnya menjadi entrepreneur adalah langsung terjun sendiri ke lapangan. Mengetahui setiap hal dihadapi, apa yang harus dikerjakan, belajar dari kesalahan agar tidak terulang lagi, belajar dari pengalaman. Dan yang terpenting, semua itu dilakukan dengan mencurahkan seluruh hati dan pikiran.
Saya sedang mempersiapkan bazaar untuk weekend besok. Segala hal dari A sampai Z, dari hal-hal super kecil sampai yang cukup besar (kebanyakan menyangkut finansial, produksi, marketing, sumber daya) saya kerjakan sendiri dengan bantuan orang-orang sekitar. Hal-hal kecil seperti menempelkan stiker ke hanger saya lakukan sendiri. Saya berfikir, belum tentu orang lain mau melakukan ini. Mungkin banyak orang awam berfikir, lulusan universitas ternama di Indonesia, SMA paling bagus di Surabaya, sekarang kerjaannya nempelin stiker ke hanger, ngelipetin baju satu-satu, plastikin baju satu-satu. Semua saya lakukan sendiri. Entah kenapa saya enjoy. Yang bikin saya sedih cuma KALAU orangtua saya sedih ngelihat saya bekerja seperti KARENA omongan orang. Saya bilang kalau ya, saya ga bisa baca isi pikiran orang tua saya.
Pernah suatu malam saat saya masih bekerja di Bank, saya pulang dijemput mantan pacar saya (sekarang suami saya). Malam itu benar-benar macet. Saya naik motor. Saya melewati bagian bawah fly over di Pancoran, banyak metro mini yang berhenti menaik turunkan penumpang. Dan yang saya lihat adalah, kebanyakan penumpang metro mini adalah orang-orang yang sama seperti saya. Pakaiannya sangat rapi, kerja di kantoran. Pakai kemeja, celana bahan. Tapi pulang berangkat kantor naik metro mini. Bukan bermaksud untuk merendahkan, tapi buat saya itu salah satu bentuk tipuan hidup yang sudah lumrah di sini. Di kantor menunjukkan kegagahan, tapi banyak cerita dibalik kegagahan dan baju rapi itu. Sukses bukan diukur dari seberapa rapi baju yang dipakai sehari-hari untuk ke kantor (rapi memang harus ya, maksud saya rapi dalam arti rapi baju kantoran). Sukses bukan pada saat kita menceritakan kepada keluarga dan sanak saudara bahwa setiap hari kita bekerja menggunakan kemeja, dasi, celana bahan, blazer, dan berangkat kerja menunggu gedung tinggi. Menurut saya, definisi sukses jauh lebih itu. Dan definisi itu yang masih saya cari. Nanti ya, kalau saya sudah sukses saya beritahu definisi sukses menurut saya.
No comments:
Post a Comment